Ads 468x60px

Minggu, 19 Juni 2011

Mutiara dari Tanah Papua Menatap Juara Asia

Cuaca di Kota Jayapura panas, terpanggang terik sinar matahari. Jalanan yang berdebu dipenuhi ribuan kendaraan roda dua dan pejalan kaki. Selasa lalu, warga Jayapura dari berbagai golongan dan status sosial tumpah ke jalan utama untuk menanti tim Persipura Jayapura, juara Liga Super Indonesia musim 2010/2011.

Persipura memastikan meraih gelar juara musim ini setelah menaklukkan Persisam Samarinda 2-1 di Stadion Segiri, Samarinda, Rabu pekan lalu. Nilai Persipura tidak mungkin terkejar oleh Persija, yang berada di peringkat kedua. Ini adalah trofi ketiga, setelah musim 2005 dan 2009, yang berhasil diboyong Persipura ke tanah Papua.

Pesta sudah dimulai sejak rombongan Persipura mendarat di Bandara Sentani. Turun dari pesawat Garuda, mereka mendapat kalungan bunga dan disambut upacara adat injak piring. Semua larut dalam kebahagiaan. "Puji Tuhan, saya tidak bisa bayangkan. Ini lebih hangat dari dua tahun lalu," kata Jacksen F. Tiago, pelatih Persipura Jayapura.

Di antara kerumunan fans Persipura di Bandara Sentani, seorang perempuan mengenakan kaus putih tertunduk dan menangis haru. "Saya tidak sangka, suami saya bisa membuat gembira banyak orang," ujar Adelina sambil menunjuk Boaz Salossa. Boaz-lah pemain yang ditunjuk menjadi kapten Persipura.

Dari Bandara Sentani, seluruh pemain dan pengurus Persipura diarak menuju Kota Jayapura dengan menggunakan truk terbuka. Sepanjang jalan, iring-iringan kendaraan ini berjalan secepat keong. Dari bandara menuju Kota Jayapura, berjarak 43 kilometer, harus ditempuh lebih dari 12 jam. Bahkan kendaraan yang membawa para pemain Persipura sempat mogok karena kehabisan solar.

Jacksen tidak menghiraukan kaus yang dipakai sudah kusut dan dipenuhi keringat. Pria asal Brasil itu dipeluk, dicium, dan disanjung. "Saya bahagia, saya tidak akan melupakan bagian ini. Tuhan memberi yang terbaik dalam hidup saya," ujarnya.

Lewat tengah malam, mereka baru sampai di penginapan. Bio Paulin, bek Persipura, terlihat capek dan langsung tidur. Sejak di bandara, tangannya tidak henti membubuhkan tanda tangan ke kaus yang disodorkan penggemarnya.

Boaz juga langsung terlelap. "Mereka akan diistirahatkan untuk beberapa hari. Kami masih punya pertandingan berat di depan," ujar Jacksen.

Pesta Persipura belum lengkap. Selain trofi Liga Indonesia, Persipura mengincar trofi AFC Cup. Di perempat final AFC Cup, Persipura akan menjamu klub Irak, Ar Arbil, 13 September mendatang. Laga kedua akan digelar di kandang Ar Arbil pada 27 September 2011. "Saya harap kegembiraan ini bisa kita dapat pula di AFC Cup," ujar Jacksen.

Menurut Jacksen, Boaz menjadi kunci kemenangan Persipura musim ini. "Ia akan jadi pemain besar. Ia makin dewasa dan bijak," ujarnya, memuji. Musim ini, Persipura hanya kalah dua kali. Boaz juga dipastikan menjadi pencetak gol terbanyak musim ini dengan koleksi 22 gol.

"Boaz sudah punya banyak perubahan. Ia sebagai suami dan bapak rumah tangga. Kami telah komit untuk mendorong dia meraih gelar itu. Yang merasakan penuh kebahagiaan bila menjadi pemain terbaik tentu keluarganya," ujarnya.

Ia berharap Boaz bisa memberi contoh kepada rekan-rekannya di Persipura. "Ia kapten, masa depan Papua. Saya hanya berharap ia tidak lekas puas atas hasil saat ini," kata dia.

Selain Boaz, Jacksen melanjutkan, pemain asli Papua lain, seperti Titus Bonai serta Lukas Mandowen, bersinar bersama Persipura. "Semua pemain Papua memiliki potensi. Kuncinya adalah biarkan mereka bermain dengan karakternya. Tidak boleh ditekan. Pelatih harus terus memberi motivasi," ujar Jacksen membuka resepnya sukses membesut Persipura.

Ia mengatakan, pemain Papua, bila diasah, akan menemukan jati diri dan jadi profesional. "Sebenarnya ini bisa saja pada semua pemain. Untuk Papua, talenta mereka memang ada, tapi itu sebenarnya tidak cukup. Mereka harus terus dibina," ujarnya.

Tibo, panggilan Titus Bonai, memiliki daya gedor yang dahsyat. Ia juga mudah dikenali karena, setelah mencetak gol, langsung melakukan selebrasi kocak dengan bergoyang sambil berjingkrak-jingkrak. Pemain kelahiran 4 Maret 1989 itu juga menjadi lumbung gol Persipura. Ia mencetak gol penentu kemenangan Persipura di kandang Persisam Samarinda. "Saya gembira bisa pulang ke Papua. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada pelatih. Jasanya begitu besar," ujar Tibo.

0 komentar:

Posting Komentar