Ketua Umum tim Persipura Jayapura, Benhur Tomi Mano, membeberkan alasan tim kebanggaan masyarakat Papua itu tak mengikuti Liga Prima Indonesia (LPI) yang diklaim PSSI sebagai kompetisi resmi, justru sebaliknya mengikuti Liga Super Indonesia (LSI).
"Ada beberapa alasan mengapa Persipura tak ikut LPI. Yang jelas kami tidak pernah memihak pada siapapun," katanya saat diskusi manajemen Persipura dengan Asosiasi Mantan Pemain Persipura (AMPP), di Jayapura, Senin (5/12).
Menurut Tomi Mano yang kesehariannya adalah Wali Kota Jayapura, pada awalnya Persipura sudah siap dan mengisi formulir untuk tampil di LPI. Namun, dengan surat resmi yang mereka kirimkan pada PSSI, mereka juga meminta syarat agar bisa ikut LPI, antara lain jumlah klub yang harus sesuai hasil kongres di Bali, yakni 18 tim saja.
Selain itu, sesuai statuta kongres PSSI di Bali juga, kubu Persipura juga minta saham klub kembali menjadi 99 persen milik klub dan satu persen milik PSSI, dan menolak aturan baru LPI, yakni saham klub 70 persen milik ketua PSSI dan 30 persen milik klub.
"Kami juga minta agar PSSI menghadirkan semua klub di Indonesia untuk duduk bersama, serta Persipura sebagai juara liga musim lalu, harus melakoni laga perdana dikandangnya, sebagai apresiasi seperti biasanya dilakukan tiap awal kompetisi," terangnya.
Akan tetapi, kata Tomi Mano menambahkan, surat resmi dari manajemen Persipura itu tak pernah ditanggapi, dan justru tiga orang petinggi PSSI, yakni Saleh Mukadar, Usman Fakaubun dan Wijaya, datang ke Jayapura dan menemuinya.
"Saat kami tanya balasan surat kami, justru keanehan dari jawaban mereka yang datang, pak Wijaya katakan ketua PSSI di Medan, dan Saleh Mukadar bilang ketua PSSI masih di Malaysia sehingga belum balas surat kami, mana yang benar, sungguh aneh," paparnya.
Baru diawal November lalu, lanjutnya, datang surat jawaban PSSI pada Persipura, yang isinya juga sangat membingungkan, sehingga dirinya mengutus sekretaris umum tim, Thamrin Sagala mengikuti pertemuan teknik LPI.
"Ternyata tetap saja 24 tim dalam kompetisi LPI. Inikan sangat merugikan tim, kompetisi yang sangat padat dan lagi, tim yang mengikuti atau ditambahkan itu, adalah masih terkena sanksi dan tak jelas alasan PSSI menggabungkannya di LPI," ketusnya.
Tomi Mano mengemukakan, Persipura akhirnya memutuskan ikut Liga Super Indonesia (LSI) yang digelar PT Badan Liga Indonesia (BLI), ketika CEO-nya, Djoko Driyono datang dan menawarkan pada manajemen, serta menyetujui semua syaratnya.
"Dan kami juga tahu kalau PT. BLI juga diakui oleh AFC untuk menggelar kompetisi di Indonesia," tegasnya.
Sementara ketua Harian Persipura Jayapura, La Siya menanggapi pernyataan salah satu pejabat di PSSI, Saleh Mukadar yang katakan LSI sebagai kompetisi haram, menolak dengan tegas pernyataan itu.
"Baiklah dibilang LSI Liga haram, tapikan pesertanya Halal. Terbalik dengan LPI yang tak jelas pesertanya bahkan sampai 24 tim," kata La Siya.
Senada dengan Tomi Mano, La Siya juga meminta kepada semua masyarakat Papua agar benar-benar memahami kalau Persipura melakukan hal yang terbaik. "
Kalau akhirnya PSSI sengaja menggagalkan hak Persipura tampil di Liga Champion Asia, itu adalah persekongkolan jahat yang sudah menyakiti hati kita semua orang Papua," keluhnya. [Republika]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar